Langsung ke konten utama

PERANGKAT-PERANGKAT MEMELIHARA KETAHANAN KELUARGA




Artikel bertema ketahanan keluarga ini dikaji sebagai salah satu bagian memperingati milad Salimah yang ke-21. Permasalahan keluarga kerap muncul disebabkan faktor internal dan eksternal yang menyebabkan kerenggangan bahkan keretakan dalam rumah tangga. Ketahanan keluarga menjadi salah satu kuncinya. Ketahanan keluarga meliputi ketahanan spiritual, ketahanan emosional, ketahanan ekonomi, dan ketahanan sosial. Oleh karena itu diperlukan perangkat-perangkat yang dapat memlihara ketahanan keluarga. Perangkatini berhubungan dengan aspek spiritual, emosional, ekonomi dan sosial.


Kata Kunci: Ketahanan, Keluarga, spiritual,  emosional, ekonomi, sosial


Pendahuluan

Pernikahan dalam Islam adalah ikatan sesuai aturan syariah yang mengatur hubungan antar laki-laki dan perempuan secara permanen dan terus menerus. Hubungan yang terbangun atas dasar suka rela secara penuh dari keduanya. Pernikahan tidak dilakukan kecuali berdasarkan penerimaan utuh masing-masing  pihak suami maupun istri. Pernikahan juga sesuai dengan fitrah kemanusiaan, keniscayaan social dan system dasar yang menjadi syarat pembentukan keluarga dan ikatan sosial antara keluarga dalam satu masyarakat.

Keluarga adalah miniatur sebuah bangsa. rapuh dan runtuhnya keluarga merupakan indikator lemah dan hancurnya sebuah bangsa.. Seiring berjalannya waktu, keluarga mempunyai ujian-ujian yang sering kali membuat keluarga menjadi rapuh,kehilangan arah bahkan akan memunculkan keretakan dalam rumah tangga. Faktor internal dan eksternal menjadi faktor penyebab masalah ini. 

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam anggota keluarga seperti kurangnya pemahahaman dari suami atau istri tentang hakikat pernikahan, karakter suami atau istri yang tidak menemukan kecocokan, faktor ekonomi keluarga, kurangnya ketrampilan istri atau suami dalam mengurus rumah tangga, dan sebagainya. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar anggota inti keluarga seperti dukungan keluarga besar, lingkungan pekerjaan, atau pihak lain yang berusaha menguji ketahanan keluarga.

Semua itu menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga dalam menghadapai situasi yang tidak pasti. Dibutuhkan kreativitas dan daya juang yang tinggi untuk bisa tetap bertahan.


Pengertian Ketahanan keluarga

Kemampuan membangun ketahanan keluarga menjadi satu hal yang harus bisa diupayakan. Ketahanan keluarga merupakan kondisi dinamis suatu keluarga yang memiliki ketangguhan dan keuletan  secara fisik, psikis, mental dan spiritual sehingga mampu mewujudkan kehidupan yang mandiri, mengembangkan diri dan keluarganya sehingga terbangun keluarga yang harmonis sejahtera lahir dan batin. Ada beberapa hal terkait dengan ketahanan keluarga. Secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pertama,  ketahanan  spiritual.  Ketahanan  spiritual  erat  kaitannya dengan kemampuan keluarga untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Diawali dari praktik kehidupan dalam rumah tangga. Agama menjadi fondasi yang kokoh, sekaligus atap yang melindungi dalam mengarungi bahtera kehidupan. Agama menjadi benteng, tumpuan dan sandaran yang kokoh dii saat menghadapi persoalan. Tanpa pemahaman nilai-nilai dasar keagamaan dan sandaran vertikal yang kokoh maka perjalanan hidup akan mudah limbung saat menghadapi goncangan.

Kedua, ketahanan psikologis. Ketahanan psikologis merupakan kemampuan sebuah keluarga untuk mengelola dan membangun emosi positif dalam keluarga sehingga tercipta konsep diri yang positi. Bila anggota keluarga telah memiliki konsep diri positif maka peristiwa apapun yang dihadapi akan diterima secara positif pula. Artinya keluarga memiliki kemampuan untuk mengambil hikmah  dari  setiap  peristiwa  yang  terjadi,  apapun  bentuknya.  Tidak  mudah menyalahkan orang lain atau peristiwa yang terjadi, namun lebih pada mencari solusi dari segala tantangan dan persoalan yang ada di depan mata. Kemampuan mengelola emosi dan membangun konsep diri yang positif ini menjadi kunci dalam menghadapi masalah-masalah keluarga yang bersifat non fisik.

Ketiga, ketahanan ekonomi. Ketahanan ekonomi erat kaitannya dengan kemampuan mengelola ekonomi keluarga, sehingga kebutuhan dasar pangan, papan dan sandang dapat dipenuhi walaupun secara minimalis. Kondisi ini menuntut adanya sumber penghasilan keluarga. Sumber penghasilan tidak harus menjadi pegawai di pemerintahan maupun swasta, namun berwirausaha bahkan bisa memberikan hasil yang tak terduga. Tujuan yang pasti adalah dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu pemanfaatan lahan yang ada di sekitar rumah untuk kegiatan produktif juga sangat membantu untuk meningkatkan ketahanan keluarga. Seperti menanam sayuran dan tanaman lain yang cepat panen. Ternak lele, ayam atau lainnya yang dapat mendukung pemenuhan gizi keluarga. Berbagai alternatif lain dapat digali untuk mendapatkan solusi dari keterbatasan ekonomi.

Keempat, ketahanan sosial. Ketahanan sosial erat kaitannya dengan kemampuan keluarga untuk membangun sinergi dengan lingkungan sosialnya. Walaupun sebagian besar masyarakat menahan diri di rumah, namun tidak memutus jaringan komunikasi dan informasi antar warga. Dengan jalinan silaturrahim dan komunikasi yang baik maka akan terbangun ikatan dan komitmen untuk saling membantu, saling memberi dukungan saat ada permasalahan yang menimpa anggota keluarga. Jiwa gotong royong perlu dikuatkan. Kesediaan membantu saudara atau tetangga yang sedang dalam kesusahan perlu menjadi perhatian semuanya. Kebutuhan sekunder perlu dikesampingkan dulu agar dapat terpenuhi kebutuhan primer yang tidak dapat ditunda. Kesediaan untuk membantu orang lain akan meringankan beban sosial saat keluarga menghadapi permasalahan.


Perangkat Memelihara Ketahanan, Keluarga


Menyelamatkan anggota keluarga menjadi kewajiban orangtua. Menyelamatkan diri dan keluarga dari hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat agama, sehingga keluarga bisa mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam QS At-Tahrim (66) ayat 6.

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.


Ketahanan keluarga sangat dibutuhkan disaat situasi seperti sekarang ini, yakni situasi darurat akibat pandemi covid-19. Perlu digali berbagai strategi untuk meningkatkan ketahanan keluarga, agar masyarakat mampu bertahan hidup dan melanjutkan tugas-tugas kehidupan sebagaimana mestinya. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membangun ketahanan keluarga.

Pertama, meningkatkan ketahanan spiritual.  Ajaran dan nilai  agama adalah fondasi kehidupan manusia, khususnya yang mengaku dirinya muslim. Keluarga muslim harus berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menjalankan syariat agama, dan menjadikan agama sebagai rujukan dan muara dalam menghadapi berbagai persoalan.

Berdiri tegaknya pondasi rumah tangga akan ada ketika masing-masing pihak memilih pasangannya diatas nilai dan norma-norma agama akan mengokohkan bangunan tersebut. 

Diriwayatkan dari AbuHurairah ra dari Nabi Muhammad sawbersabda, “Perempuan dinikahi karena Empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamannya. Pilihlah perempuan yang agamanya baik, niscaya kamu akan beruntung”. (Hadist shahih, diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasa’i. Ibnu Majah dan Baihaqi).

Faktor utama yang menyebabkan lemahnya ketahanan keluarga muslim adalah kurangnya pemahaman Islam yang diterapkan dalam keluarga. Bagi Anggota keluarga yang paham akan hak dan kewajibannya dalam rumah tangga sesuai syariat, akan berusaha menjalankan perannya sesuai tuntunan Al-Quran dan sunnah. Seorang suami akan berusaha menjadi kepala rumah tangga yang baik, berusaha menjadi qawwam bagi istri dan anaknya. Demikian juga istri akan berusaha menjalankan tugas dan fungsinya sebagi istri yang baik bagi suaminya, dan ibu bagi anak-anaknya. Semua diniatkan sebagai ibadah dan ikhlas karena Allah SWT.

Kedua, memperkuat ketahanan psikologis. Psikologis ini sangat berkaitan dengan aspek spiritual watak dan karakter dari anggota keluarga. Tekanan hidup yang tinggi bisa menimbulkan stress atau tekanan jiwa. Kebutuhan yang terus menuntut, lapangan kerja yang semakin sempit dan berbagai tekanan hidup menjadikan suasana hati semakin tertekan. Dibutuhkan kemampuan untuk mengelola emosi diri guna meningkatkan kematangan kepribadian. Mengembangakan pola pikir positif sangat diperlukan. Sehingga suami, istri mampu menyikapi segala situasi dan kondisi dengan jiwa yang tenang dan pikiran yang lapang. Ketenangan hati menjadi awal yang baik untuk berpikir solusi lebih lanjut. Bila pikiran kalut, hati tertekan maka persoalan yang kecilpun bisa bertambah ruwet dan dapat menjadi pangkal persoalan keluarga yang lebih besar.

Diperlukan kesadaran dan latihan untuk mampu mengendalikan diri dan menerima segala kondisi dengan ikhlas. Ikhlas bukan berarti menyerah, namun tetap berusaha dan terus berikhtiar untuk mencari solusi dan jalan keluar. Usaha diiringi doa, disertai jiwa tawakkal berserah diri kepada Allah menjadi sikap hidup yang sangat penting. Memelihara, mengembangkan, dan menguatkan konsep diri perlu terus dibangun. Mensyukuri setiap nikmat yang Allah berikan menjadi kata kunci dalam segala keadaan, agar hati menjadi ikhlas dan tenang.

Ketiga, Meningkatkan ketahanan ekonomi. Situasi pandemi saat ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi terus menurun, bahkan negatif. Jika hal ini terus berkalanjutan maka akan terjadi resesi. Tekanan ekonomi menjadi semakin berat. Kondisi yang dirasakan saat ini mendorong masyarakat untuk terus menggali, mengelola dan memanfaatkan sekecil apapun sumber daya yang dimiliki. Kebutuhan dasar yakni kebutuhan makan dan minum atau kebutuhan pangan  menjadi tugas pertama untuk dipenuhi.

Diperlukan persiapan jangka panjang dalam mensikapinya. Sumber penghasilan diupayakan harus ada. Tidak mesti menjadi pegawai negeri maupun swasta. Berwira usaha di segala bidang memberikan peluang yang tak terbatas. Selain itu perilaku hemat juga perlu digerakkan. Pengelolaan keuangan makin hati-hati. Kebutuhan pokok harus didahulukan. Kepentingan pendidikan dan kesehatan juga diprioritaskan. Kebutuhan sekunder bisa ditunda kemudian, apalagi kebutuhan tersier. Beberapa hal sederhana juga bisa dilakukan, seperti menanam tanaman hortikultura di sekitar rumah. Menanam buah-buahan, sayuran dan ubi- ubian yang tidak memerlukan waktu lama untuk memanen.
Setiap keluarga semestinya memanfaatkan sekecil apapun lahan yang ada, untuk dimanfaatkan sebagai sumber gizi keluarga. Bila lahan terbatas, maka menggunakan pola hidroponik juga dapat dilakukan. Perlu dipikirkan untuk terselenggaranya gerakan keluarga menanam tanaman hortikultura, minimal sejumlah anggota dalam keluarga.

Keempat, meningkatkan ketahanan sosial. Interaksi sosial perlu dijaga, walau dalam situasi pandemi. Interaksi dapat dilakukan secara luring  (luar jaringan) maupun daring (dalam jaringan). Perjumpaan yang dilakukan di darat harus memperhatikan protokol kesehatan. Komunikasi secara virtual bisa menjadi alternatif untuk dilakukan. Yang pasti silaturrahim antar keluarga, saudara, teman jangan sampai terputus. Kebersamaan sosial perlu dikuatkan. Jiwa gotong royong perlu dipupuk. Rasa kebersamaam perlu terus dikembangkan. Bila seseorang memiliki kepedulian kepada masyarakat di sekitarnya, maka saat ia mengahapi kesulitan orang lainpun akan ringan memberikan bantuan dan dukungan. Kesediaan untuk membantu saudara dan tetangga tidak perlu menunggu kaya. Karena kaya itu sesungguhnya tidak pernah ada jika manusia tidak merasa cukup, dan terus berburu kekayaan. Perlu menunda kebutuhan dan keinginan yang bersifat sekunder, dialihkan untuk berbagi pada sesama. Hal itu akan menjadikan kehidupan lebih bermakna. Semoga di masa yang sulit ini keluarga muslim semuanya mampu menghadapi berbagai cobaan dan tantangan. Selain itu juga diberi kemampuan untuk memperkuat ketahanan diri dan ketahanan keluarga. Semoga Allah memberikan bimbingan dan kekuatan untuk bangsa Indonesia.


Penutup


Demikian beberapa hal yang dapat diuraiakn terkait upaya membangun ketahanan keluarga. Tidak ada keluarga yang terlepas dari permasalahan termasuk dampak covid saat ini. Namun tidak ada masalah yang tidak tersedia jalan keluarnya. Menjadi tugas bersama untuk saling bahu membahu mencari solusi agar bisa minimal bertahan di masa yang serba terbatas saat ini. Membangun ketahanan keluarga menjadi salah satu fokus perhatian agar setiap keluarga memiliki daya tahan dan daya juang dalam menghadapi tantangan saat ini. Wallahu a’lam. 


Penulis : dr. Hj. Mahdiana

Komentar

  1. Mantap, isi tulisannya bernas semua. Sukses selalu untuk kakak tercinta Hj. Dr. Mahdiana Hamzah, semangat menebar manfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas reviewnya. Semoga tulisannya bermamfaat

      Hapus

Posting Komentar

Mohon komentar, masukan dan sarannya 🙏🏻

Postingan populer dari blog ini

Kolaborasi Keluarga Eliminasi Covid-19

"Tulisan Opini ini sudah pernah dimuat dalam bentuk edisi cetak pada Harian Babel Pos, edisi Jumat, 2 Juli 2021" KITA sedang menghadapi perang semesta, kita tidak tahu kapan perang ini berakhir. Musuh yang kita hadapi bersama ini adalah Covid-19.  Virus ini nyata, bukan rekayasa atau konspirasi dan dapat menyerang siapa saja yang dapat membawa akibat buruk, bahkan kematian. Untuk itu perlu langkah terbaik untuk memutus mata rantai penularannya. Rumah sakit  dan tenaga kesehatan merupakan garda terakhir. Diperlukan usaha dari hulu yang dapat melibatkan semua elemen masyarakat dan ini dimulai dari unit terkecil yaitu keluarga. Gelombang kedua Covid-19 kembali dilaporkan di beberapa Negara di dunia.  India misalnya, sejak awal April dikatakan telah mengalami gelombang kedua Covid-19. Lebih dari 200.000 kasus harian dilaporkan sejak 15 April2021.  Terjadi peningkatan kasus positif yang cukup signifikan  dibandingkan dengan kasus harian tahun lalu yang berkisar sekit...

MENDIDIK; Tugas dan Tanggung Jawab Siapa?

Tahun ajaran baru sebentar lagi akan tiba. Sebagian besar orangtua/wali murid sudah mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah favorit pilihannya. Sebagian lagi masih bimbang pada sejumlah pilihan sekolah apa yang cocok bagi anandanya. Tentunya hampir semua orang tua pasti menginginkan pilihan yang terbaik bagi anaknya.  Tidak sedikit orang tua, kemudian menaruhkan harapan yang besar kepada sekolah dan guru di sekolah untuk mendidik sepenuhnya supaya anaknya "Jadi Pintar" dan "Jadi Baik".  Tidak salah memang harapan tersebut.  Tapi yok mari kita redefinisi kembali hakikat dari PENDIDIKAN itu sendiri. Sehingga semua harapan besar setiap orang tua kepada anak-anaknya dapat dicapai dengan hasil yang terbaik juga. Sehingga tidak malah bertepuk sebelah tangan. Yok kita simak lagi...  Sebagaimana kita ketahui pendidikan tidaklah dimulai saat fase anak diantar ke gerbang sekolah, akan tetapi sudah dimulai sejak dari rumah tangga.  Sangat sulit mengabaikan peran keluarga dala...

MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMA (WAJIB)

Untuk mendukung pembelajaran saat belajar dari rumah diterapkan, kali ini admin ingin berbagi Modul Pembelajaran Matematika untuk SMA/MA Kelas X, Kelas XI dan Kelas XII. Bagi rekan-rekan guru maupun siswa yang memerlukannya silahkan langsung di download dalam link berikut ini ya. Modul sudah dipilah-pilah sesuai dengan KD untuk tiap kelas masing-masing per mapel. Semoga bermamfaat. Link rinci per modul : Kelas X SMA -  MATEMATIKA UMUM : X Matematika Umum KD 3.1 - Persamaan & Pertidaksamaan Linier X Matematika Umum KD 3.2 - Pertaksamaan Rasional dan Irrasional X Matematika Umum KD 3.3 - Sitem Persamaan Linier X Matematika Umum KD 3.4 - Sistem Pertidaksamaan Dua Variabel X Matematika Umum KD 3.5 - Relasi dan Fungsi X Matematika Umum KD 3.6 - Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers X Matematika Umum KD 3.7 - Rasio Trigonometri X Matematika Umum KD 3.8 - Sudut-sudut Berelasi X Matematika Umum KD 3.9 - Aturan Sinus, Cosinus dan Luas Segitiga X Matematika Umum KD 3.10 - Grafik Fungsi...