Tahun ajaran baru sebentar lagi akan tiba. Sebagian besar orangtua/wali murid sudah mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah favorit pilihannya. Sebagian lagi masih bimbang pada sejumlah pilihan sekolah apa yang cocok bagi anandanya. Tentunya hampir semua orang tua pasti menginginkan pilihan yang terbaik bagi anaknya.
Tidak sedikit orang tua, kemudian menaruhkan harapan yang besar kepada sekolah dan guru di sekolah untuk mendidik sepenuhnya supaya anaknya "Jadi Pintar" dan "Jadi Baik". Tidak salah memang harapan tersebut. Tapi yok mari kita redefinisi kembali hakikat dari PENDIDIKAN itu sendiri. Sehingga semua harapan besar setiap orang tua kepada anak-anaknya dapat dicapai dengan hasil yang terbaik juga. Sehingga tidak malah bertepuk sebelah tangan.
Yok kita simak lagi...
Sebagaimana kita ketahui pendidikan tidaklah dimulai saat fase anak diantar ke gerbang sekolah, akan tetapi sudah dimulai sejak dari rumah tangga.
Sangat sulit mengabaikan peran keluarga dalam pendidikan. Anak-anak sejak masa bayi hingga memasuki usia sekolah hampir dipastikan memiliki lingkungan tunggal yaitu keluarga. Sejak anak dilahirkan, ia sudah mulai menerima didikan-didikan dan perlakuan, baik dari ibu bapaknya, juga fari anggota keluarga lainnya. Sentuhan dan perlakuan fase awal ini memberikan dasar-dasar pembentukan moral dan karakter anak. Sehingga kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besarnya terbentuk dari lingkungan keluarga.
Keluarga menjadi lingkungan sekolah (baca: pendidikan) pertama bagi anak, dimana guru dan pendidiknya adalah kedua orang tuanya. Secara kodrat, ibu dan bapak diberikan anugerah oleh Allah SWT berupa naluri sebagai orang tua. Dari naluri inilah kemudian timbul kasih sayang, tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi dan melindungi serts membimbing anak-anak mereka.
Begitu besar fungsi dan peran orang tua sehingga ia akan mampu membentuk "prototype" moral anak-anak mereka. Baik tidaknya moral anak-anaknya, sangat dipengaruhi oleh "gemblengan" tangan dingin orang tuanya. Setiap anak tentunya dilahirkan dalam kondisi "fitrah" dan suci, setiap mereka dilahirkan membawa potensi yang beragam, namun perilaku yang akan muncul kemudian akan sangat dipengaruhi oleh bimbingan, pemeliharaan dan pengaruh didikan oran tua mereka. Sehingga tidaklah berlebihan kalau dikatakan pendidikan keluarga merupakan dasar bagi pembentukan moral dan karakter seorang anak.
Selain keluarga, masyarakat juga mengambil peran yang sangat penting juga dalam pembentukan moral dan karakter seorang anak. Masyarakat menjadi lapangan pendidikan berikutnya yang turut mempengaruhi perkembangan seorang anak. Pengaruh lingkungan ini antara lain akan berpengaruh kepada pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan sikap dan minat, pembentukan moral kesusilaan, pembentukan pengetahuan, juga pembentukan nilai dan keagamaan. Pendidikan tersebut kemudian ditambah dan disempurnakan di sekolah.
Kalau kita pelajari lebih dalam, ternyata memang...
Dalam agama Islam, tanggung jawab pendidikan tidak hanya terletak di pundak guru atau pendidik formal di sekolah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, guru dan masyarakat. Ini artinya yang dimaksud pendidik itu adalah orang tua, guru dan orang dewasa lainnya yang harus dapat membawa anak ke arah kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Nah. Jadi bisa disimpulkan kalau Tugas mendidik itu bukan hanya tugas seorang guru saja ya. Orang tua justru punya peran yang sangat penting dalam proses pendidikan seorang anak.
Komentar
Posting Komentar
Mohon komentar, masukan dan sarannya 🙏🏻